Monday, October 13, 2014

DIALOG RASULULLAH DAN IBLIS

Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata : “Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku, maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrahmaanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh, tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September 2006)

Thursday, September 4, 2014

Saturday, June 14, 2014

Lelaki calon syurga

Di satu malam selepas menunaikan solat Isya’, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat dan mereka yang hadir , “ Mahukah kalian kalau aku tunjukkan salah seorang calon ahli syurga yang ada di masjid ini?”

Para sahabat merasa teruja dan ingin tahu siapakah lelaki bertuah yang dimaksudkan oleh Nabi itu. Lantas Rasulullah menoleh pada seorang lelaki yang sedang khusyuk berselawat dan berzikir. Perawakan lelaki itu kemas, janggutnya tersisir rapi dan wajahnya kelihatan bersih.

“Inilah calon penghuni syurga,” kata baginda memperkenalkan lelaki tersebut . Salah seorang sahabat yang ada pada ketika itu ialah Anas bin Malik dan Abdulah bin Umar. Anas bin Maliklah yang menceritakan kisah ini.

Sudah tentu semua yang hadir ingin tahu apakah ibadat orang itu sehingga Nabi Muhammad mengatakan yang dia bakal masuk syurga. Pasti ada sesuatu yang istimewa padanya sehingga melayakkan dia menjadi calon syurga. Mereka ingin tahu dan ingin mencontohi lelaki itu.

Lelaki itu memang dikenali oleh semua orang. Sekali pandang, lelaki itu hanya seorang lelaki alim, sederhana dan amal ibadatnya sama sahaja dengan mereka.

Disebabkan rasa ingin tahu, ada di antara dua orang sahabat lelaki itu ingin mengetahui amal ibadat lelaki tersebut. Salah seorang dari mereka ialah Abdullah bin Umar. Lantas, Abdullah membuat keputusan untuk menyiasat sejauh mana ketaatan lelaki itu beribadah. Kalau tidak, masakan dia adalah calon ahli syurga?

Sebaik sahaja mereka keluar dari masjid pada malam itu, Abdullah menemui calon syurga itu dan berkata: “Saya ingin tinggal di rumah saudara selama tiga hari tiga malam. Sudikah saudara menjadikan saya tetamu saudara? “

Lelaki itu sangat gembira dan menyetujui hasrat Abdullah untuk menginap di rumahnya. Lalu dia meminta kepastian sekali lagi, “ Apakah benar hajat saudara itu, atau saudara hanya bergurau-gurau sahaja?”

Abdullah menjawab “Bukankan sudah kunyatakan tadi,Rasulullah telah mengakui saudara bakal calon syurga. Saya ingin mencontohi kebaikan saudara dan ingin juga masuk ke syurga.”

Lelaki itu berkata dengan merendah diri, “ Tidak ada lebihnya ibadat yang saya lakukan selain daripada yang saudara saksikan sahaja”.

Abdullah bin Umar berkeras juga dan berkata “ Benar kata saudara itu. Tetapi saya ingin sekali menjadi tetamu saudara untuk tiga hari hari ini. Harap saudara sudi mengabulkan hasrat saya ini.”

Lantas, lelaki itu menjawab dengan senang hati, “ Jika begitu keinginan saudara, marilah ke rumah saya.”

Abdullah bin Umar sangat gembira dan pada malam itu juga dia mengikut lelaki itu pulang ke rumahnya. Keinginan yang membuak-buak menarik minatnya untuk melihat cara lelaki itu beribadat.

Pada malam pertama Abdullah bin Umar meminta izin tidur lebih awal. Sebenarnya dia hanya berpura-pura mengantuk dan selebihnya dia ingin sekali mengintai apakah ibadat yang dilakukan lelaki itu. Siapa tahu, di belakang orang lain lelaki itu sebenarnya melakukan ibadah lain yang melayakkan dia ke syurga. Pada malam itu, Abdullah berpura-pura tidur, tetapi matanya menjeling ke arah lelaki yang juga baring di sebelahnya.

Pada tengah malam, lelaki itu terjaga dan mengucapkan kata-kata, “Ya Allah,” dan kemudian ia kembali tidur. Puas Abdullah menunggu tetapi lelaki itu tidak juga bangun untuk sembahyang tahajud atau sebagainya. Tidak ada apa-apa yang dilakukan lelaki itu sehinggalah mereka bangun untuk solat subuh pada keesokannya.

Pada malam kedua pun demikian juga. Lelaki itu tidur bersama-sama Abdullah, tetapi pada tengah malam ia terjaga dan dia mengucapkan “ Ya Allah”.

Sama juga pada malam ketiga dimana lelaki itu tidak melakukan apa-apa amalan lainnya, melainkan apa yang telah disaksikan oleh Abdullah Bin Umar itu.

Sesudah tiga hari Abdullah bin Umar menjadi tetamu lelaki itu, Abdullah masih tidak berpuas hati dan sebelum pulang, dia bertanya kepada lelaki itu.

“ Wahai saudaraku, saya ingin masuk syurga dan saya ingin sekali tahu apakah ibadat saudara. Tiga malam bersama saudara, aku tidak melihat apa-apa yang aneh di dalam amalan saudara. Beritahulah kepadaku apa istimewanya saudara ini sehingga layak bergelar calon syurga?”

Lelaki itu menjawab, “ Saya tidak melakukan apa-apa amalan lainnya kecuali apa yang telah saudara saksikan itu.”

Lalu, Abdullah bin Umar meminta izin untuk pulang ke rumahnya. Sebelum Abdullah meninggalkan rumah lelaki itu, lelaki itu menerangkan kepada Abdullah.

“Memang benar saya tidak melakukan apa-apa ibadat lain, kecuali apa yang telah saudara saksikan itu. Selain daripada itu, di dalam kehidupan saya sehari-hari saya tidak pernah sesekali mengumpat,saya tidak mencerca atau menghina orang lain. Tiga perkara dilarang ini amat saya hindari dan jauhi. Saya juga tidak pernah irihati terhadap sesiapa pun. Itu saja amalanku. Sesungguhnya Allah itu Maha Kaya dan akan mengurniakan ganjaran buat hamba yang dikehendaki-Nya."

Demikianlah kisah yang diceritakan oleh Anas bin Malik.

Sumber : Hadis Muslim.

Saturday, April 26, 2014

9 Mimpi Rasulullah

Daripada Abdul Rahman Bin Samurah RA berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku telah mengalami mimpi-mimpi yang menakjubkan pada malam aku sebelum di Israqkan……..”

1-Aku telah melihat seorang dari umatku telah di datangi oleh malaikatul maut dengan keadaan yg amat mengerunkan untuk mengambil nyawanya,maka malaikat itu terhalang perbuatannya itu disebabkan oleh KETAATAN DAN KEPATUHANNYA KEPADA KEDUA IBUBAPANYA.
2-Aku melihat seorang dari umatku telah disediakan azab kubur yang amat menyiksakan, diselamatkan oleh berkat WUDUKNYA YANG SEMPURNA.
3-Aku melihat seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitan dan iblis-iblis lakhnatullah, maka ia diselamatkan dengan berkat ZIKIRNYA YANG TULUS IKHLAS kepada Allah.
4-Aku melihat bagaimana umatku diseret dengan rantai yang diperbuat daripada api neraka jahanam yang dimasukkan dari mulut dan dikeluarkan rantai tersebut ke duburnya oleh malaikat Ahzab,tetapi SOLATNYA YANG KHUSUK DAN TIDAK MENUNJUK-NUNJUK telah melepaskannya dari seksaan itu.
5-Aku melihat umatku ditimpa dahaga yang amat berat, setiap kali dia mendatangi satu telaga di halang dari meminumnya,ketika itu datanglah pahala PUASANYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT memberi minum hingga ia merasa puas.
6-Aku melihat umatku cuba untuk mendekati kumpulan para nabi yang sedang duduk berkumpulan-kumpulan, setiap kali dia datang dia akan diusir, maka dengan MANDI JUNUB DENGAN RUKUN YANG SEMPURNANYA membolehkan dia menyertai kumpulan para nabi dan duduk di sebelahku.
7-Aku melihat seorang dari umatku berada di dalam keadan gelap gelita di sekelilingnya, sedangkan dia sendiri di dalam keadaan binggung, maka datanglah pahala HAJI DAN UMRAHNYA YANG IKHLAS KEPADA ALLAH SWT lalu mengeluarkannya dari kegelapan kepada tempat yang terang-benderang.
8-Aku melihat umatku cuba berbicara dengan golongan orang mukmin tetapi mereka tidak pun membalas bicaranya,maka menjelmalah SIFAT SILATURRAHIMNYA DAN TIDAK SUKA BERMUSUH-MUSUHAN SESAMA UMATKU lalu menyeru kepada mereka agar menyambut bicaranya,lalu berbicara mereka dengannya.
9-Aku melihat umatku sedang menepis-nepis percikan api ke mukanya, maka segeralah menjelma pahala SEDEKAHNYA YANG IKHLAS KERANA ALLAH SWT lalu terbentenglah muka dan kepalanya dari bahaya api tersebut.

Sabda Rasulullah SAW yang mulia, “sampaikanlah pesananku kepada umatku yang lain walaupun dengan sepotong ayat”

Tuesday, March 11, 2014

Dua Puluh Perkara Yang Boleh Membatalkan Syahadah

Sahabat yang dirahmati Allah,
Persoalan akidah adalah persoalan asas, yang mana setiap muslim mestilah memiliki akidah yang sahih, betul dan tidak ada cacat di dalam akidahnya. Jika akidah seseorang telah cacat atau rosak maka sebenarnya dia telah terkeluar daripada Islam. Untuk kembali balik kepada Islam perlulah bertaubat dan memperbarui semula dua kalimah syahadah iaitu “Aku bersaksi bahawa tiada tuhan (yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya) melainkan Allah  dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu adalah Pesuruh Allah.”

 Apabila akidah seseorang sudah sempurna barulah semua amal soleh, amal ibadah dan amal kebajikan yang dikerjakan akan bernilai di sisi Allah S.W.T. dengan diberi-Nya pahala.

Di dalam buku bertajuk " Iman dan 20 perkara yang membatalkan syahadatain oleh As-Syahid Sayed Qutub, As-Syaikh Said Hawa dan Abu 'Ala Al-Maududi" telah dijelaskan bahawa terdapat 20 perkara yang boleh membatalkan syahadah seorang muslim. Perkara-perkara tersebut adalah seperti berikut :

1. Tawakkkal atau bergantung harap kepada sesuatu selain daripada Allah.

2. Mengengkari nikmat Allah samada yang terang atau tersembunyi, sesuatu yang mudah difikir atau yang memerlukan kajian. Bukanlah menjadi bidang kuasa manusia dalam urusan memberi dan menahan rezeki seseorang tetapi ia merupakan hak Allah.

3. Beribadat khusus, berkerja atau berkhidmat dengan tujuan selain daripada Allah kerana segala yang kita lakukan mestilah selari dengan apa yang dikehendaki oleh Allah.

4. Menggubal undang-undang atau peraturan mengikut kemahuan manusia bukan mengikut ketentuan Allah sedangkan hanya Allah sahaja yang berhak menentukan peraturan manusia.

5. Menumpukan segala ketaatan kepada selain daripada Allah dengan cara yang tidak disukaiNya.
6. Menjalankan hukuman yang lain daripada hukum Allah atau tidak merujukkan kepada hukum Allah dalam sesuatu perkara.

7. Membenci atau menentang sesuatu perkara yang berhubung dengan Islam atau pun membenci agama Islam secara keseluruhannya.

8. Mencintai kehidupan dunia mengatasi kecintaan kepada akhirat di mana dia menjadikan dunia ini sebagai matlamat utama yang unggul dalam kehidupannya.

9. Menghina sesuatu daripada al-Quran atau hadis atau pun kitab orang alim yang menegakkannya atau pun mempersendakan hukum daripada hukum Allah.

10. Menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan mengharam apa yang dihalalkan oleh Allah

11. Tidak beriman kepada semua sumber hukum daripada al-Quran dan hadis.

12. Melantik orang kafir dan munafik menjadi pemimpin serta tidak mencintai orang yang berakidah Islam dan beriman.

13. Tidak beradab dalam pergaulan dengan Rasulullah S.A.W. di mana bagi mereka yang datang selepas kewafatannya mesti beradab dalam percakapan, penulisan dan syarahan.

14. Rasa takut dan gentar dalam menegakkan Islam dan rasa lapang, riang dalam menegakkan perkara syirik.

15.Menyatakan bahawa al-Quran terdapat pertentangan antara ayat yang zahir dan isi yang terkandung dalam ayat itu dan juga menyatakan bahawa isi yang terkandung dalam ayat al-Quran hanya boleh difahami oleh setengah orang melalui ilham. Begitu juga bagi mereka yang menuduh perkara demikian terhadap sunnah nabi.

16. Tidak mengetahui tentang makrifat Allah dengan pengenalan yang jelas serta mengengkari sifat ketuhananNya atau nama-nama Allah.

17. Tidak mengetahui atau mengenali Rasul dengan betul atau menafikan bahawa adanya sifat yang terpuji yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya atau menghina sifat kepujian atau tidak beriktikad bahawa baginda adalah sebagai contoh ikutan utama bagi umat manusia.

18. Mengkafirkan orang yang mengucap dua kalimah syahadah serta tidak mengkafirkan orang yang telah engkar syahadah dan tidak menghalalkan perang dengan mereka.
Suatu kaedah : "Sesiapa yang mengkafirkan orang mukmin maka ia menjadi kafir, sebaliknya sesiapa yang tidak mengkafirkan orang kafir maka dia menjadi kafir. Sesiapa yang syak tentang kekafiran orang kafir maka dia juga menjadi kafir."

19. Membuat sesuatu pekerjaan (ibadat) bukan kerana Allah seperti sembelih binatang bukan kerana Allah, sujud dan tawaf pada selain Baitullah dengan niat mendekati Allah.

20. Melakukan syirik khafi atau kecil di mana ia tidak membatalkan syahadah dan ia juga boleh boleh diubati dengan doa seperti solat kerana pujian manusia dan sebagainya.

Sahabat yang dimuliakan,
Marilah sama-sama kita jaga akidah kita supaya tidak ada sedikit pun unsur-unsur yang boleh mencacatkannya, kerana Allah S.W.T tidak menampunkan dosa syirik kepada-Nya dan akan menampunkan dosa selain itu.

Syirik iaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, iaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping berdoa kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernazar, berdoa dan 20 perkara yang dijelaskan di atas adalah perkara-perkara yang boleh menjadikan syirik kepada Allah S.W.T.

Kerana itu, barangsiapa menyembah selain Allah bererti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezaliman yang paling besar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman maksudnya : "Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar" (Surah Luqman ayat 13)

Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman maksudnya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".(Surah An-Nisaa' ayat 48)

Syurga pun diharamkan atas orang musyrik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman maksudnya : " Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan syurga kepadanya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun"(Surah al-Maaidah ayat 72).

Syirik menghapuskan pahala segala amal kebaikan. Allah Azza wa Jalla berfirman maksudnya : " Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"(Surah al-An'am ayat 88)

Oleh itu marilah sama-sama kita jaga akidah kita dan mereka yang dibawah tanggungan kita, jiran tetanga, saudara-mara dan sahabat- handai supaya akidah mereka tidak cacat dan rosak hingga menyebabkan segala amal-amal soleh di tolak oleh Allah S.W.T. Kepentingan akidah ini lebih penting daripada kita jaga makan-minum dan kesihatan fizikal kita kerana di sinilah akan menentukan kebahagiaan kita hidup di hari akhirat nanti.